Thursday, June 4, 2015

My Review About Insidious : Chapter 3

Hola! Malam ini gue mau review tentang salah satu franchise film horror yang paling ditunggu saat ini yaitu Insidious. Semenjak kemunculan film pertamanya beberapa tahun lalu yang booming di pasaran dan sukses mengobati rasa kangen para pecinta film horror dengan film horror yang sukses membuat ngeri penonton maka dibuatlah sekuelnya yah seperti kebiasaan film-film sukses lain yang akan dibikin sekuelnya kalo dirasa menarik banyak minat penonton maka dibuatlah Insidious : Chapter 2 pada 2013 lalu dan karena lagi-lagi meraup kesuksesan besar maka tahun ini Insidious : Chapter 3 kembali menghiasi layar bioskop.

Insidious : Chapter 3 kali ini bukanlah lanjutan dari film kedua melainkan prekuel yang latar ceritanya terjadi sebelum cenayang Elise Rainier bertemu dengan keluarga Lambert. Film kali ini lebih fokus pada kehidupan pribadi Elise Rainier yang setelah kehilangan sang suami dan karena alasan lainnya memilih untuk berhenti menggunakan kemampuan cenayangnya sampai suatu hari dia bertemu dengan Quinn Brenner, seorang remaja yang meminta Elise membantunya untuk berkomunikasi dengan ibunya yang belum lama meninggal. Tapi, karena sebuah kejanggalan akhirnya Elise tidak melanjutkan ritual dan meperingatkan Quinn untuk nggak mencoba berkomunikasi dengan arwah ibunya. Semenjak itu Quinn sering melihat bayangan yang mengikuti dia sampai akhirnya dia kecelakaan yang membuat dia harus duduk di kursi roda dan parahnya teror dari makhluk halus itu juga semakin menjadi-jadi dan mengancam hidupnya. Udah ah segitu aja sinopsinya kalo penasaran nonton sendiri ya di bioskop terdekat :p

Menurut gue pribadi film ketiga ini masih kalah seram sama film pertama tapi masih lebih baik di film kedua. Masih mengusung formula seram dari horror klasis mulai dari backsound yang bikin jantung deg-degan, penampakan hantu yang secara tiba-tiba dan efek-efek klasik lainnya.

Dari segi cerita entah kenapa buat gue film ketiga ini jauh lebih menyentuh dan ngena di hati dibandingkan dua film sebelumnya. Di film ini pergulatan emosional para karakter lebih terasa seperti Elise dengan kesedihan dan penyesalan masa lalunya ketika nggak sempat berpamitan dengan sang suami sebelum dia meninggal, sampai Quinn yang mati-matian cari cara untuk berkomunikasi dengan Ibunya tercinta yang belum lama meninggal. Kedengeran cengeng sih bagi sebagian besar orang tapi serius deh bagi kalian yang udah pernah ngerasain sakitnya ditinggal pergi untuk selamanya sama orang yang kalian sayang pasti kalian akan ngerti konflik emosional yang gue maksud disini. Jadi buat gue konflik batin para karakter terasa nyata buat gue.

Selain konflik batin yang terasa nilai plus lain dari film ketiga ini adalah sedikit unsur humor dalam film yang terasa pas banget dalam film ini walau cuma lewat dialog atau perilaku sekilas para karakter tapi menurut gue cukup menghibur dan sedikit memberi waktu "beristirahat" buat adrenalin penonton jadi nggak dibikin capek terus-terusan liatin terror hantu sepanjang film main. Entah kenapa tapi ada salah satu bagian di film yang bener-bener bikin gue ketawa lepas yaitu pas Elise pergi ke dunia gelap dan sempat duel dengan salah satu roh jahat dengan sikap menantang Elise ngomong "Come on Bitch!" Sumpah ekspresinya lucu banget satu bioskop bahkan sampe tepuk tangan. Tonton sendiri supaya ngerti apa yang gue maksud hahahaha.

Overall, menurut gue film Insidious cukup menghibur dan cukup worth it untuk lo tonton seriously nggak akan terasa sia-sia selain memenuhi hasrat para pecinta film horror film ini juga lumayan lah untuk ngobatin rasa suntuk kalian di akhir pekan. Selamat nonton!

No comments:

Post a Comment